Inewsrakyat.com (Pendidikan Karakter) Seseorang yang sudah menjadi orangtua atau guru,haruslah menyadari bahwa kita itu sedang dijadikan “arsitek jiwa” bagi orang lain,kita harus merencanakan mereka menjadi orang yang akan dibentuk.Ketika masih kanak-kanak,mereka memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk kita bentuk.
Mereka sangat cepat untuk meniru orang lain, khususnya orang-orang yang mereka kagumi.Jika seorang anak menemukan orang yang mereka kagumi,tidak lama kemudian semua gerak-geriknya akan sama seperti orang yang dia kagumi itu.
Penulis menuliskan bagaimana Stephen Tong bercerita dalam buku Seni membentuk Karakter :’Saya usia 8 tahun mempunyai seorang guru yang sangat baik dan begitu mengenal seluruh anak didiknya .Saya sangat mengagumi dia.Ia seorang guru perempuan, padahal saya seorang laki-laki.
Tanpa sadar saya mengikuti gerak-geriknya. Bahkan ketika guru itu bibirnya miring,maka bibir saya ikutan miring.Kekaguman akan membuat kita ingin meniru dan mau meneladani”.
Seorang pendidik harus mempunyai satu pribadi yang boleh menjadi seorang pendidik.Ini kriteria yang sangat penting.Sebagai seorang pendidik,kita sedang membangun satu pribadi seseorang menurut pribadinya sendiri.
Kalau seorang pendidik belum memiliki pribadi yang baik atau tidak sesuai dengan kedudukan dan kewajiban sebagai pendidik,maka pribadinya yang tidak baik akan merusak orang lain, sekalipun ia memiliki teori pendidikan yang sangat baik,yang terus menerus keluar dari mulutnya.
Jika kita menjadi ‘pendidik”,biarlah kita mengingat suatu konsep dasar bahwa pendidikan harus dimulai dengan mendidik pribadi.Pendidikan bukan penyaluran pengetahuan, pendidikan juga bukan merupakan salah satu profesi untuk kita menyelesaikan masalah nafkah hidup kita.
Pendidikan adalah pembentukan karakter,maka pendidik sendiri harus mempunyai karakter yang bertanggung jawab.Dasar ini mempunyai fondasi yang sangat penting.
Perhatikan pribadi yang baik dari sejarah yang bersifat mempengaruhi, apakah mereka bertanya berapa gaji yang diterima.
Misalnya Socrates pada zamannya yang berkontribusi sampai masa ini.Masih ada yang lain,misalnya Abraham Lincoln, Beethoven atau yang lainnya. Begitu mendengar nama itu,kita langsung teringat sumbangsih mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa sejarah dibentuk oleh pribadi-pribadi yang berpengaruh yaitu pribadi-pribadi yang memiliki potensi.Misalnya kita mengingat Jerman,kita langsung memikirkan orang -orang penting seperti Beethoven,Hegel,Goethe, Schiller termasuk Hitler.Karakter-karakter tertentu akan menjadi simbol suatu bangsa,budaya atau suatu sistem akademik tertentu.Maka semua yang kita pikirkan akan dipengaruhi oleh beberapa karakter itu.
Hormatilah diri saudara sebagai guru. Jika saudara secara sembarangan menjadi guru,tanpa pengabdian,tanpa komitmen dan tidak mengetahui berapa sumbangsih saudara kepada masyarakat, Nusa bangsa dan sejarah, kebudayaan juga.Saudara tidak menyadari betapa besar perusakan yang akan saudara akibatkan melalui pendidikan yang salah . Sekali lagi hormatilah diri saudara sebagai guru.
Bagaimana sebagai orangtua?
Ketika seorang ayah sedang berjalan ke rumah wanita yang bukan istrinya dimalam hari,ia beranggapan tidak ada yang mengetahui kepergiannya.
Ketika hampir tiba di rumah wanita tersebut,saat ia menoleh ke belakang,ia melihat anak lelakinya mengikutinya di belakangnya Ia memarahi dan mengusir anaknya pulang. Ia masih ingin memakai wibawanya sebagai ayah.
Tetapi anaknya hanya tertawa dan mengatakan bahwa ia sudah mengikuti ayahnya selama dua bulan.Kata anaknya:”Saya baru tahu ternyata ayah yang begitu galak, ternyata tidak beres’.Mulai hari itu apa lagi kah yang dapat diperkarakan ayah itu tentang mana yang boleh dan mana yang tak boleh!.
Orang lain tidak mungkin menghormati saudara kalau saudara sendiri tidak menghormati diri sendiri terlebih dahulu.
Hargailah diri sendiri baik sebagai guru,orangtua.Masih ingat kan ketika kita kecil dahulu,kalau dikejar anjing kita akan lari ke “ibu” bukan ke kantor polisi walaupun bisa saja anjingnya lebih besar dari ibu kita.Kita tetap yakin ibu dapat memberikan pengharapan kepada kita,”pengaruh pribadi ke pribadi”.
Sebagai seorang ibu,
penulis berharap ketika anak-anak saya tumbuh dewasa mereka tetap menganggap saya sebagai “ibu yang baik”. Demikian juga sebagai seorang guru tetap konsisten dan berkesinambungan semangatnya.
“Time is the most faithful witness to you personality”. (Waktu adalah saksi paling setia untuk kepribadian anda).
Ada juga pepatah kuno mengatakan:”Untuk mengenal kuda yang baik,bukan dengan tubuhnya saja tetapi dengan melihat kuda itu berlari jauh.Jalan yang panjang akan menguji kekuatan kuda’.
Hari-hari dan tahun-tahun yang panjang akan menguji kesetiaan.
Hormatilah diri kita sebagai orangtua dan hormatilah profesi sebagai pendidik yang begitu berharga yang diberikan Tuhan kepada kita. (Mitha/INR)