Natal PJJ Sektor 27 Runggun Ketaren Penghotbah Ketua Moderamen GBKP Pdt Krismas Imanta Barus MTh-LM

natal 2022

Inewsrakyat.com (Karo) Varia Natal Kristen Berlokasi di Centrum GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) diadakan Natal PJJ (Perpulungen Jabu-Jabu ) sektor 27 Runggun Ketaren,Sabtu 10/12/22 mengusung Thema:Aku menanam,kamu menyiram,Kristus mempertumbuhkan.


Diawali prosesi,dilanjutkan dengan koor sektor 27 dan pembacaan Firman Tuhan.Tak ketinggalan anak Alpha Omega dibawah naungan GBKP turut serta hadir juga beberapa sektor seperti sektor 14,sektor 4,sektor 18 Runggun Ketaren.Natal tahun ini sungguh semarak dengan seragam untuk Moria bernuansa pink yang bagus dan sedap dipandang.

natal 2022


Tak ketinggalan berbagai paduan suara dan penyalaan lilin,setelahnya pengkhotbah Pdt Krismas Imanta Barus MTh-LM menyampaikan khotbah dari 1 Korintus 3:5-7:”Tuhan Yesus datang kedunia ketika Roma kacau.Jadi ketidakdewasaan gereja adalah tidak sanggup menerima perbedaan,tidak menerima perbedaan pendapat.Paulus sanggup menerima perbedaan pendapat,sanggup menerima perbedaan.

Bagaimana sosial kemasyarakatan dalam era 1.0
Dengan slogan Karo : “Mela mulih Adi la rulih”(Malu pulang kalau tak berhasil).Pada zaman ini kepala keluarga umumnya “berburu”,jadi belum mendapat hasil buruan,pantang untuk kembali ke rumah.Artinya setiap perpulungen setiap Pertua/Diaken harus bersiap menjelaskan FirmanTuhan dengan benar untuk dibawa jemaat pulang ke rumah.Mental masyarakat 1.0 adalah “bersiap”,bukan mental melarikan diri.

Bagaimana masyarakat 2.0
Masyarakat sudah mulai berexpansi artinya masyarakat petani saat itu mencoba memperluas pengaruh ke daerah yang lain.Artinya bukan hanya memperhatikan Klasis kita saja,atau sektor kita saja tetapi dapat berbaur satu dengan yang lainnya.Artinya mari kita berexpansi menyekolahkan anak-anak kita guna masa depan gereja GBKP untuk masa depan.Apabila gereja tak dapat berperan kepada masyarakat,gereja itu dianggap belum mampu.

Bagaimana dengan masyarakat 3.0
Membahas tentang “kecepatan”. Disinilah munculnya filosofi “time is money”.

Baca Juga :  Sempat Terlantar, Unit PPA Satreskrim Polres Tanah Karo Temukan Keluarga Anak Kembar

Bagaimana dengan masyarakat 4.0
Mulai masuknya internet.Seperti muridnya Tuhan Yesus yang bernama Simon,Tuhan memanggilnya menjala manusia,membangun “net working”
Membangun link antara jemaat yang kuat dan lemah agar dapat saling menerima dan berbagi.Seperti GBKP membuka jejaring dengan GKE Kalimantan Akan ada selalu perubahan.

Selanjutnya Ketua Moderamen GBKP itu melanjutkan:”Setiap generasi itu berbeda,
-Ada generasi”baby boomers ” yaitu usia yang 72 tahun ke atas.Dulunya masih ikut mengungsi,makanan organik,tak pernah mengecat rambut (karena orang yang mengecat rambutnya dianggap bangsa Belanda),berkomitmen yang tinggi,mandiri,kompetitif.


-generasi usia 52-72 sudah bersekolah,dan ciri-ciri sangat berhati-hati,pemecah masalah yang sangat baik.


-generasi X,usia 37-52
Semuanya mau baru saja,generasi suka mendobrak,menerobos kebiasaan,generasi yang berjuang untuk hal-hal yang berbeda.Pada usia ini banyak yang “mati mendadak” karena terlalu banyak keinginannya.


-generasi Y 26-36 tahun
Generasi yang aneh “lain dari yang lain”.Suka berimprovisasi.Ada lebih kurang 300 orang Pendeta di GBKP dalam generasi ini


-generasi X
Lahir saja sudah memakai android.
Belajar bukan dari kata-kata.anak-anak pada zaman itu belajar sudah pakai “layar”.

Dalam Natal ini kita belajar menerima orang lain, menghormati orang lain.Sebagaimana Tuhan Yesus turun menjadi manusia untuk ‘disalibkan”,menjadi penebus bagi orang berdosa yang menerimanya.

Selanjutnya panitia Natal memberikan bingkisan.Juga kata sambutan panitia Natal, Haryadi Meminta Sembiring, Sekretaris:Alexander Tarigan.

Dalam acara perayaan yang dipandu :Nora Nd Adam br Barus berlangsung khidmat dan meriah.Seterusnya makan bersama beserta seluruh undangan.Damai Natal beserta kita semua.(Mitha/INR)