
Tanah Karo, Inewsrakyat.com
Infeksi paru-paru adalah kondisi ketika bakteri, virus, atau jamur menyerang sehingga menyebabkan peradangan pada paru-paru. Kondisi peradangan pada paru-paru dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan penanganan medis yang intensif.
Hal inilah yang dialami oleh Novi Afrianti, warga Desa Bah Liran Siborna, Kabupaten Simalungun. Ia didiagnosa infeksi paru oleh dokter tepat satu tahun yang lalu ketika dirinya berusia 28 tahun.
“Penyebabnya saya juga kurang tahu. Selama ini saya bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan percetakan foto dan buku. Pengunjung yang datang banyak yang merokok, mungkin karena paparan asap rokok juga,” ungkap Novi le awak media beberapa waktu lalu.
Berdasarkan pengalaman yang dihadapinya, Novi menyampaikan ia sempat dirawat karena mengalami sesak nafas yang tak kunjung sembuh. Kondisi Novi semakin memburuk saat ia hamil anak kedua dan didiagnosa mengalami Tuberkulosis Paru (TB).
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik, saya sudah rutin minum obat yang diberikan oleh Puskesmas. Pengobatannya harus rutin dan berlanjut selama enam sampai dengan sembilan bulan tanpa putus,” terang Novi ini.
Novi banyak menceritakan pengalaman saat memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam pengobatannya. Termasuk saat bayinya juga harus dirawat dirumah sakit karena terdapat cairan di paru-parunya.
“Namanya sudah TB, mungkin anak saya tertular sehingga waktu itu harus dirawat di Intensive Care Unit (ICU) selama beberapa hari. Hati siapa yang tidak hancur melihat buah hatinya harus terbaring lemah di rumah sakit. Sebagai ibu saya tentu lebih memilih menggantikan posisi anak saya yang sakit. Bersyukur kami sekeluarga sudah terdaftar sebagai peserta JKN, yang didaftarkan oleh pemberi kerja di tempat suami saya bekerja, sehingga kami tidak perlu memikirkan biaya pelayanan kesehatan selama harus menjalani pengobatan di rumah sakit,” ujar Novi.
Lebih lanjut, Novi mengatakan saat menjalani pengobatan di fasilitas kesehatan, semua biaya ditanggung oleh JKN tanpa ada iur biaya sedikitpun. Pelayanan petugas kesehatan juga sangat ramah sehingga membuat Novi nyaman dan semangat untuk segera sembuh.
“Layanannya bagus, saya tidak merasa dipersulit selama saya mengikuti prosedur yang berlaku. Rumah sakitnya bersih dan rapi. Inilah yang membuat menjadi lebih semangat agar sembuh dari penyakit ini, apalagi dengan biaya yang gratis kami bisa lebih fokus untuk penyembuhan penyakit saya dan anak,” tutur Novi.
Bagi Novi, Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah banyak membantu keluarganya. Novi mengucapkan banyak terima kasih karena JKN telah menanggung seluruh biaya pengobatannya.
Pada kesempatan yang sama, suami Novi, Dedi juga mengatakan saat ini kondisi istri dan anaknya sudah berangsur membaik karena rutin minum obat. Dedi berharap keadaan ini bisa berlangsung selamanya.
“Semoga setelah pengobatan rutin ini keluarga saya sembuh dan tidak terkena penyakit lagi. Dokter dan Perawat yang menangani istri dan anak saya selalu memberikan keyakinan bahwa keluarga saya akan kembali sembuh seperti sedia kala. Alhamdulillah setelah dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang sampai sekarang anak dan istri saya belum menunjukkan gejala-gejala sakit lagi, ” kata Dedi.
Ia merasa bersyukur telah memiliki perlindungan kesehatan yakni terdaftar dalam Program JKN. Baginya, Program JKN sangat bermanfaat bagi keluarganya, serta bagi orang lain. Karena kalau sakit seperti anaknya kemarin harus dirawat di ICU biayanya tentu tidak sedikit.
“Belum lagi biaya obat dan yang lainnya. Biaya pelayanan kesehatan saat ini sangat mahal. Harapannya semua masyarakat agar terbuka hatinya untuk segera mendaftarkan diri ke dalam Program JKN,” akhirnya.
*Haris/INR