Marintan Berharap Pemerintah Tetap Memperhatikan Program JKN Agar Terjaga Keberlangsungannya


Inewsrakyat.com – Berita Karo

Ali Mukmin Marbun merupakan warga Desa Simpang Ujung Aji, Kabupaten Karo yang sempat berprofesi sebagai petani untuk menafkahi keluarganya. Memiliki delapan orang anak tentu tidak mudah bagi Ali untuk menghidupi keluarganya. 

Saat ditemui, Ali menceritakan pengalamannya terbantu oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui tanggungan pemerintah atau yang lebih dikenal dengan Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) sejak bulan Mei tahun 2024.

“Saya merasa sangat terbantu dan berterima kasih kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan yang sudah mendaftarkan kami sekeluarga ke dalam program ini. Kebetulan saat ini saya memang sudah tidak bekerja lagi karena sakit yang saya alami. Begitu ada pemberitahuan kami terdaftar langsung saya pergi berobat ke Puskemas Berastagi.

Menurut petugas Puskemas saya menderita gejala stroke yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah (tensi). Memang gejala yang saya rasakan belum parah seperti orang yang stroke pada umumnya. Kondisi saya sekarang beginilah nyeri pada bagian kaki sehingga sulit berjalan lama,” ujar Ali.

Menurut Ali, ia saat itu dibantu oleh Bidan Desa untuk melapor ke Kepala Desa agar didaftarkan menjadi Peserta JKN melalui pemerintah.

“Saya sudah rutin memanfaatkan untuk berobat dan cek kesehatan rutin di Puskesmas. Karena kondisi saat ini memang mengharuskan saya untuk rutin berobat. Kalau tidak ada program ini tidak ada uang untuk berobat, apalagi sekarang yang bekerja hanya istri untuk menghidupi kebutuhan kami. Sebulan sekali setiap ke Puskesmas saya diberikan obat dan vitamin agar penyakit ini cepat pulih,” kata Ali.

Pada kesempatan yang sama Marintan Br. Simarmata, istri Ali mengatakan sejauh ini ia dan keluarganya masih menggunakan JKN untuk mengakses pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
“Karena memang sudah sembuh disana, tidak perlu kerumah sakit. Meskipun kami merupakan Peserta yang gratis dibiayai oleh pemerintah saat berobat kami dilayani dengan baik oleh petugas Puskesmas. Tidak ada diskriminasi dengan pasien lainnya. Kami juga tidak pernah dibebankan untuk membeli obat dengan biaya sendiri. Semuanya gratis tanpa iur biaya,” ujar Marintan.

Baca Juga :  Tanpa Ribet, Sehat Jawak Peserta Faskes lni Manfaatkan Aplikasi Mobile JKN

Bagi Marintan yang saat ini bekerja sebagai buruh tani untuk menghidupi keluarganya tentu menjadi peserta JKN tanggungan pemerintah adalah hal yang patut disyukuri.

“Saya berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan perhatiannya kepada kami masyarakat yang kurang mampu. Karena dengan adanya JKN menjadi penolong bagi kami, khususnya suami yang saat ini sedang sakit. Bagian tubuhnya sebelah kiri serasa mati sebelah sehingga tidak memungkinkan untuk bekerja lagi,” kata Marintan.

Selama beberapa bulan menjadi Peserta JKN, Marintan dan keluarga tetap mengikuti prosedur serta ketentuan yang berlaku saat membutuhkan pelayanan. Lebih lanjut Marintan juga sering meminta bantuan Bidan Desa untuk mengecek keaktifan kepesertaan mereka.

“Bidan Desa bisa mengecek keaktifan dari Aplikasi Mobile JKN dari HP Android. Doakan kami segera ada rejeki untuk membeli android agar bisa download aplikasi itu juga ya,” lanjut Marintan.

Mengakhiri ceritanya, Marintan berkata cek status kepesertaan sangat penting agar ketika berobat tidak terkendala sembari menyampaikan harapannya agar masyarakat yang belum terdaftar menjadi Peserta JKN terbuka hatinya untuk segera mendaftar mengingat besarnya manfaat Program JKN.

“Jangan tunggu sakit, apalagi kalau mampu mandiri bayar iuran. Segeralah mendaftar. Sakit datang tidak mengenal tua ataupun muda, tak kenal kaya atau miskin. Terima kasih Program JKN, Pemerintah dan BPJS Kesehatan. Semoga program ini tetap terjaga keberlangsungannya,” tutup Marintan.

*Haris/INR